Seberapa Besar Risiko Penderita Tuberkulosis Terinfeksi COVID-19?

Goapotik
Publish Date • 11/16/2021
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
Seberapa Besar Risiko Penderita Tuberkulosis Terinfeksi COVID-19?

Selama pandemi COVID-19, apakah Sowbat merasa khawatir dan lebih ketat dalam memperhatikan kesehatan? Hal yang sama juga dirasakan oleh penderita dan penyintas Tuberkulosis. Pastinya rasa was-was mereka lebih besar dibandingkan dengan yang sehat. Sebenarnya seberapa besar sih risiko penderita Tuberkulosis dapat terkena COVID-19? Lalu, bagaimana cara untuk mencegahnya?


Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang umumnya menyerang paru-paru dan disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah lalu merusak organ tubuh secara perlahan. Saat penderita mulai terjangkit, akan timbul gejala seperti batuk yang berlangsung lama atau biasanya terjadi lebih dari 3 minggu. Terkadang batuk akan diiringi dengan dahak dan sampai disertai darah. Bakteri Tuberkulosis ini tidak hanya menyerang paru-paru tapi juga bisa menyerang tulang, kulit, leher, dan selaput otak. Inilah pentingnya melakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala serupa dengan penyakit tuberkulosis.


Risiko Penderita TBC terhadap Virus COVID-19

Bagi para penderita Tuberkulosis yang sedang dalam masa penyembuhan, menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi obat yang telah diresepkan secara teratur menjadi sangat penting untuk menghindari infeksi berkelanjutan. Selain itu, mematuhi saran dokter dengan rutin konsumsi obat dan menjalankan gaya hidup sehat juga dapat menjadi lini pertahanan utama agar tidak mudah terinfeksi virus COVID-19. Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular, dr. Wiendra Waworuntu mengatakan, COVID-19 menyadarkan kita bahwa jika pasien TBC tidak berobat secara rutin, paru-paru & daya tahan tubuhnya lebih rentan terinfeksi. 


Tahukah kamu, orang dengan COVID-19 dan Tuberkulosis ternyata menunjukkan gejala yang sama, loh Sowbat. Gejalanya seperti batuk, demam, hingga kesulitan bernapas.  Namun, meskipun kedua agen biologis pada Tuberkulosis dan COVID-19 menular melalui kontak dekat, masa inkubasi penyakit Tuberkulosis memiliki waktu yang lebih cepat dibandingkan COVID-19 yang masa inkubasinya hingga 14 hari. Selain itu, cara penularan keduanya memiliki perbedaan. Sehingga dalam penanganan dan pengendalian infeksinya pun akan berbeda. 


Pada penyakit Tuberkulosis, bakteri dapat melayang di udara dalam bentuk droplet selama beberapa jam setelah pasien batuk dan bersin. Jika udaranya kita hirup, maka akan ada kemungkinan untuk terinfeksi TBC. Meskipun potensinya berkurang dengan adanya ventilasi dan paparan sinar matahari langsung. Sedikit berbeda jika berada di ruangan tertutup atau jarak yang sangat dekat, maka potensi terinfeksi akan semakin besar. 


Serupa dengan penyebaran bakteri Tuberculosis, pada penularan virus COVID-19 juga terjadi akibat seseorang menghirup droplet yang dikeluarkan oleh penderita. Droplet tersebut akan menempel pada permukaan benda atau melayang di udara dalam waktu yang cukup lama dan semakin mudah terinfeksi jika organ tubuh yang terkena droplet tersebut melakukan kontak dengan menyentuh mata, mulut, atau hidung. Untuk itu, sangat perlu menerapkan Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) serta menggunakan protokol kesehatan untuk mencegah terinfeksi virus COVID-19. 


Baca juga: Beredar di Pasaran, Jenis Obat Batuk Kombinasi Batuk Berdahak dan Batuk Kering, Amankah?


Cara Penderita TBC Mencegah Terinfeksi COVID-19

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan penderita TBC agar dapat aman dari infeksi virus COVID-19:

1. Selalu terapkan etika batuk dan bersin yang benar: tutup dengan siku, bukan telapak tangan

2. Jangan lupa selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 60 detik atau jika tidak menemukan sabun dan air mengalir, Sowbat bisa menggunakan hand sanitizer (dengan minimal 60% kandungan alkohol) setelah melakukan kontak dengan apa pun

3. Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut secara langsung khususnya ketika Sowbat berada di luar rumah

4. Hindari kontak fisik seperti bersalaman dan menyentuh wajah orang lain saat bertemu

5. Pastikan jarakmu tidak terlalu dekat dengan orang lain, minimal jaga jarak sejauh 1 meter

6. Sebisa mungkin hindari keramaian, kerumunan, dan bepergian untuk wisata 

7. Tetap berkomunikasi melalui chat Apoteker Sowbat untuk membantu memantau kepatuhan minum obat

8. Jangan sampai lupa untuk tetap rutin mengonsumsi obat dan melakukan pemeriksaan dahak sesuai jadwal yang telah ditetapkan

9. Apabila merasa kurang enak badan dan mengalami gejala umum pada COVID-19, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat


Pada dasarnya, siapa saja bisa tertular virus COVID-19. Akan tetapi keparahan infeksinya tergantung dari tingkat kerentanan kondisi kesehatan setiap orang. Seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah apalagi disertai dengan penyakit kronis bawaan seperti Tuberkulosis akan lebih rentan terinfeksi dibandingkan dengan orang tanpa penyakit bawaan atau komorbid. Begitu pula dengan lansia dan balita, daya tahan tubuh mereka lebih lemah dari orang dewasa. 


Untuk itu, menerapkan gaya hidup sehat dan protokol kesehatan dengan 3M yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan, merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan penderita TBC maupun masyarakat pada umumnya. 

Jadi, meskipun seseorang memiliki daya tahan tubuh yang kuat serta tekun menjalankan gaya hidup sehat, bukanlah jaminan untuk tidak terinfeksi virus COVID-19, ya sowbat! Yuk, lindungi dirimu, lindungi saudaramu, lindungi negerimu. 

Sehat selalu Sowbat!


Baca juga: Kenali Serangan Flu Pada Bayi, agar Tak Salah Penanganan, Mums!


Penulis: Tim GoApotik


Referensi

Official Websites:

Kementerian Kesehatan RI, National Center for Biotechnology Information (NCBI), Farmasi UI, Alodokter, Halodoc, Stop TB Partnership Indonesia, World Health Organization (WHO)


Produk Terkait