Mengenal Hamil Anggur, Kehamilan yang Tertunda

Goapotik
Publish Date • 12/23/2021
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
Mengenal Hamil Anggur, Kehamilan yang Tertunda

Sering ga sih, terjadi kondisi di masyarakat Si A hamil, tapi sebulan kemudian tidak jadi hamil? Nah, hal ini kadang membuat kaget ya, karena rasa-rasanya terkena PHP (harapan palsu) karena udah seneng bisa merasakan hamil, eh ternyata ga jadi. Atau, biasanya hal ini dikaitkan dengan kondisi mistis? Waw, yuk lah coba simak ulasan di bawah ini, tentang hamil palsu atau biasa disebut dengan hamil anggur. 

Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kelainan pada kehamilan yang mana kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna. Ketika kondisi sel telur bertemu dengan sel sperma, seharusnya berkembang menjadi plasenta, janin dan air ketuban. Namun pada kondisi ini, bakal janin tidak berkembang dengan baik, yang berkembang baik adalah bakal plasenta dan tumbuhnya berlebihan. Istilah hamil anggur yang beredar di masyarakat dikaitkan dengan bentuk bakal janin yang terdapat mirip dengan gerombolan buah anggur. Sering terjadi pada kebanyakan ibu hamil, rahim sama sekali tidak berisi janin melainkan dipenuhi jaringan yang berisi cairan. Sel-sel yang berisi cairan ini disebut trofoblas. 


Penyebab Hamil Anggur

Sekumpulan sel di dalam rahim yang harusnya bertumbuh menjadi plasenta namun akhirnya, tumbuh menjadi kista di dalam maupun di luar rahim sehingga memicu munculnya gejala-gejala kehamilan dan menunjukkan hasil positif hamil pada test pack. Beberapa kemungkinan lain menyebutkan bahwa terjadinya kehamilan anggur disebabkan karena kelainan kromosom, jumlah materi genetik dalam sel telur yang dibuahi tidak tepat. Sel manusia normalnya memiliki 23 pasang kromosom. Satu set dari ibu dan yang lainnya dari ayah. Struktur genetik kromosom ini membawa informasi yang memiliki peran dalam pengaturan sel. Pada kondisi hamil anggur ini, ada satu set kromosom tambahan yang berasal dari ayah. Ketika ini terjadi, sel telur yang telah dibuahi tidak dapat bertahan dan akhirnya mati beberapa minggu setelah kehamilan. 

Hamil anggur cukup umum terjadi di masyarakat, namun dengan resiko dan jumlah kasus yang berbeda-beda tergantung pada area geografis dan kelompok etnis. Kondisi kehamilan anggur di Asia Tenggara dan Indonesia secara statistik memperkirakan 1 dari 500 kehamilan adalah kehamilan anggur. Resiko kehamilan anggur ini meningkat pada awal dan akhir usia subur. Resiko paling tinggi jika hamil di usia dibawah 20 tahun (sekitar 16 tahun) dan hamil di usia menjelang menopause. Beberapa faktor resiko lain yang dapat menyebabkan kondisi hamil anggur ini adalah perempuan/wanita tersebut pernah mengalami keguguran, pernah hamil anggur sebelumnya, dan kekurangan asupan karoten


Gejala Hamil Anggur

Gejala yang sering dirasakan ketika seorang perempuan mengalami kondisi ini adalah terjadi pembengkakan perut, yang disebabkan oleh rahim menjadi lebih besar dan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan untuk trimester pertama kehamilan, mual dan muntah berlebih selama kehamilan, kelelahan (sering disebabkan oleh anemia karena pendarahan hebat), tiba-tiba sakit perut parah yang disebabkan oleh pendarahan internal, kram panggul, keputihan, bisa jadi mengalami sesak napas, terdapatnya protein di dalam urin disertai tekanan darah tinggi (preeclampsia), dan tidak ada tanda kehidupan pada janin. Gejala yang paling umum adalah pendarahan terutama antara minggu ke 6 dan 16. 



Tatalaksana Hamil Anggur

Setelah terdeteksi seorang perempuan mengalami hamil anggur, maka jaringan-jaringan di dalam rahim harus segera diangkat dengan tindakan medis operasi sampai rahim kembali bersih dan tidak ada yang tertinggal. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi berkelanjutan. Tatalaksana terapi lainnya biasanya diberikan obat-obatan oleh dokter sesuai dengan kondisi klinis pasien, biasanya juga dilakukan terapi dengan dilatasi dan kuretase (D&C) yang mana dilasi adalah proses untuk melebarkan serviks karena leher rahim ibu tidak bisa membuka dengan sendirinya, kemudian setelah dibuka baru dilakukan kuretase atau pengeluaran jaringan di dalam rahim untuk membersihkan sisa hamil anggur. Kemudian setelah itu dilakukan pengukuran kadar hormon hamil hCG untuk melihat apakah hamil anggur sudah terangkat semua. Setelah mengalami hamil anggur, perempuan masih bisa memiliki kesempatan untuk menjalani kehamilan normal dan sehat di masa mendatang, namun perlu diperhatikan untuk menunda atau tidak mencoba hamil dulu selama 6 bulan sejak operasi kuret karena hamil anggur atau percobaan untuk hamil kembali tidak disarankan terlebih dahulu apabila memiliki terapi medis tambahan. 


Jadi, sowbat sudah tahu kan, apa itu hamil anggur? Hamil yang membuat wanita menangis tersedu-sedu karena harapan palsu. Tetap tenang sowbat, karena setelah mengalami kehamilan ini kamu masih bisa hamil lagi kok, jangan lupa juga untuk selalu cek kondisi dan kesehatan secara rutin untuk program kehamilan selanjutnya ya. Salam sehat sowbat!

Referensi

Official Website:

Hello Sehat, Republika, Rumah Sakit Al-Irsyad, HaiBunda