Bagaimana Cara Membedakan GERD dan Dispepsia Akibat Kekurangan Enzim?

Goapotik
Publish Date • 09/04/2020
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
 Bagaimana Cara Membedakan GERD dan Dispepsia Akibat Kekurangan Enzim?

Sowbat mungkin sudah tidak asing dengan istilah dispepsia atau maag. Namun, apakah kamu sudah pernah dengar tentang GERD? Baik dispepsia maupun GERD merupakan dua kondisi yang terjadi di saluran pencernaan dengan gejala yang hampir serupa. GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan kondisi ketika asam lambung naik hingga ke esofagus yang menyebabkan iritasi dengan gejala yang dialami seperti sensasi heartburn, nyeri di bagian dada, kesulitan menelan, dan adanya benjolan di leher.


Banyak pasien GERD yang masih mengira bahwa dirinya hanya terserang maag biasa. Namun, sebenarnya mekanisme serangan GERD cukup berbeda dengan dispepsia. Dispepsia  atau maag (paling banyak terjadi adalah dispepsia fungsional) merupakan kumpulan gejala meliputi nyeri pada bagian atas perut, kembung, mual, sensasi heartburn, dan sendawa. Gejala – gejala ini umumnya sering dirasakan setelah mengkonsumsi sesuatu yang menandakan adanya gangguan atau kesulitan mengolah makanan di saluran pencernaan.


Jika dispepsia disebabkan akibat lambung kesulitan mencerna makanan dan menyebabkan iritasi lambung akibat produksi asam dan gas berlebih, maka penyebab utama GERD sendiri adalah karena tidak berfungsinya lower esophageal sphincter (LES), atau lingkaran otot di bagian bawah esofagus. Lingkaran otot ini seharusnya otomatis menutup setelah makanan masuk ke dalam lambung, namun pada penderita GERD, otot akan tetap terbuka sehingga asam lambung naik ke esofagus. Kerusakan LES dapat disebabkan dari hiatal hernia, obesitas, atau terlalu banyaknya produksi asam lambung. 


Bagaimana Cara Mengetahui Bahwa Kita Mengalami GERD?


Jika kamu sering mengalami gejala – gejala seperti yang disebutkan di atas, bahkan ketika kamu sudah berusaha menghindari konsumsi makanan pencetus maag, maka disarankan agar kamu melakukan pemeriksaan ke dokter ya, beberapa metode diagnosa yang biasa dilakukan oleh dokter antara lain :


1. Endoskopi 


Dilakukan dengan memasukan tabung fleksibel dan kamera kecil ke dalam esofagus untuk dilakukan pemeriksaan apakah ada luka, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel bila diperlukan. Adanya luka ini mengindikasikan bahwa esofagus teriritasi oleh asam lambung. 


2. Esophageal Manometry 


Dilakukan dengan mengukur kekuatan otot Lower Esophageal Sphincter (LES). 


3. Memonitor pH Esofagus


Dilakukan dengan memonitor pH di bagian esofagus, jika pH teramati rendah maka dapat disimpulkan bahwa asam lambung masuk ke esophagus. 



Mengatasi GERD dan Dispepsia Secara Alami


Tahukah kamu jika kita bisa mengurangi risiko dispepsia dan GERD dengan meningkatkan jumlah enzim pencernaan dalam saluran pencernaan? Enzim pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi sehingga lebih mudah diserap dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Kurangnya produksi enzim mungkin menjadi penyebab timbulnya gejala dispepsia dan GERD.


Enzim memang dapat diproduksi sendiri oleh organ pencernaan kita. Kendati demikian, kekurangan enzim masih rentan terjadi pada pasien dengan kondisi penyakit tertentu, dan tentunya hal ini dapat semakin membahayakan jika tidak segera ditangani, lho! Jika dirasa penyebab maag atau GERD adalah akibat kekurangan enzim pencernaan, terutama pada pasien usia di atas 40 tahun, konsumsi suplemen yang mengandung enzim pencernaan dapat menjadi solusi terbaik.


Suplemen enzim efektif membantu mencerna makanan di bagian awal sistem pencernaan (lambung bagian atas) atau dikenal dengan predigestion. Bahan makanan yang sudah tercerna sebagian ini akan lebih cepat dan mudah dicerna oleh enzim yang dihasilkan oleh tubuh dan menurunkan risiko kamu mengalami dispepsia. Suplemen makanan yang mengandung enzim pencernaan mungkin bisa menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan pengobatan dengan antasida atau penghambat produksi asam lambung yang dapat memberikan berbagai efek samping, lho!


Mari lebih selektif dalam memilih pengobatan yang tepat, agar kesehatan pencernaan kita terbebas dari berbagai gangguan akibat efek samping obat-obatan tertentu. Dan yang pasti, selalu jaga kondisi organ pencernaanmu dan keluarga, serta rutinlah lakukan medical check up, ya! 





Referensi:

Mayo Clinic, Healthline, Nutritional Outlook, International Foundation for Gastrointestinal Disorders (aboutgerd.org), American Academy of Family Physicians website