Mengapa Luka Pasca Operasi Berisiko Alami Infeksi Berbahaya?

Goapotik
Publish Date • 01/01/2020
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
Mengapa Luka Pasca Operasi Berisiko Alami Infeksi Berbahaya?

Mengapa Luka Pasca Operasi Berisiko Alami Infeksi Berbahaya?


Pasca operasi sebetulnya adalah masa yang cukup krusial, terutama untuk luka operasi. Jika kamu baru saja mendapatkan luka operasi, sebaiknya kamu tetap waspada dengan kondisi luka dan rutin memeriksakannya pada tenaga medis. Pasalnya, luka pasca operasi masih memiliki risiko infeksi, walaupun prosedur operasi yang dilakukan sudah benar dan dalam kondisi hygine. Memangnya bagaimana infeksi luka operasi bisa terjadi? Jangan khawatir dulu, dan pahami baik-baik penjelasan di bawah ini, ya.



Risiko Infeksi Yang Mungkin Terjadi

Pada dasarnya, dokter ahli bedah akan melakukan prosedur operasi dengan membuat sayatan. Sayatan ini dibuat dengan menggunakan scalpel atau pisau bedah untuk membuka kulit, sehingga luka pun terjadi. Walaupun prosedur dilakukan dengan benar dan material yang digunakan juga dipastikan steril, kemungkinan masuknya sejumlah mikroorganisme tidak bisa dicegah. Karena, mikroorganisme ini terdapat dalam jumlah besar di seluruh tempat, dan bersifat kasat mata. Biasanya, ada tiga area yang dapat berisiko mengalami infeksi luka operasi, di antaranya adalah:

  1. Infeksi luka operasi sayatan dangkal (superficial)

infeksi ini hanya terjadi di area sayatan kulit saja.

  1. Infeksi luka operasi dalam

Infeksi terjadi tidak hanya di lapisan kulit saja, melainkan sudah sampai pada jaringan di bawah dermis (kulit) bahkan hingga ke otot.

  1. Infeksi luka pada organ atau rongga tubuh

Infeksi ini terjadi pada organ, jaringan, ataupun rongga spesifik yang dioperasi.



Bagaimana Paparan Mikroorganisme Infectious Terjadi?

Umumnya, infeksi luka operasi disebabkan oleh bakteri, seperti keluarga Staphylococcus, Streptococcus, dan Pseudomonas. Bakteri-bakteri tersebut sebenarnya adalah bakteri atau flora normal yang biasa terdapat pada kulit maupun area-area tertentu di tubuh kita. Namun, jika bakteri tersebut terpapar pada jumlah yang berlebih pada jaringan yang bukan semestinya, infeksi dapat terjadi. Infeksi sendiri merupakan kondisi ketika bakteri masuk ke dalam jaringan, bereproduksi, dan menyebabkan gangguan fisiologi tubuh. Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur pada umumnya dapat masuk ke dalam luka operasi melalui beragam bentuk interaksi, seperti:

  1. Interaksi jaringan atau luka terbuka dengan bakteri di udara

  2. Interaksi antara luka operasi dengan bakteri yang ada di kulit itu sendiri

  3. Interaksi dengan bakteri yang sudah ada di dalam tubuh atau organ yang dioperasi

  4. Interaksi dengan alat operasi yang belum steril

  5. Interaksi dengan kulit dan tangan dokter bedah atau tenaga medis


Interaksi di atas juga dipicu oleh beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko pasien pasca operasi untuk mengalami infeksi luka operasi, seperti:

  • Menjalani operasi bagian perut (abdomen)

  • Menjalani prosedur operasi yang membutuhkan waktu lebih dari 2 jam

  • Menjalani operasi cito (dadakan)

  • Mengidap kanker

  • Pasien yang sudah lanjut usia

  • Mengidap diabetes

  • Memiliki sistem imun yang lemah

  • Pasien obesitas

  • Pasien yang merokok



Apa yang Terjadi Jika Infeksi Tidak Ditangani?

Infeksi luka operasi yang tidak ditangani dengan segera atau dibiarkan, tentu akan menimbulkan gangguan-gangguan fisiologis yang tidak diinginkan. Dalam tingkat keparahan, jenis mikroba penginfeksi, dan durasi infeksi tertentu, kasus komplikasi, kecacatan, hingga kematian pun dapat terjadi. Beberapa komplikasi dan jenis infeksi yang dapat mengancam jiwa di antaranya:

  1. Sepsis, yakni ketika infeksi menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh dan menimbulkan perubahan tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan frekuensi denyut jantung, serta gangguan lainnya.

  2. Impetigo, infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan kecil berisi nanah

  3. Tetanus, yang dapat menginduksi kejang otot. Pada kasus berat, kegagalan pernafasan dan henti jantung merupakan kondisi yang paling banyak menyebabkan kematian kematian

  4. Necrotising fascilitis, yaitu infeksi akibat serangan ganas bakteri yang menyebabkan jaringan tubuh (terutama jaringan lunak dan subkutan) rusak dan membusuk dengan sangat cepat.



Bagaimana Mengobati Infeksi Luka Operasi?

Infeksi tentu harus segera ditangani agar tidak terjadi masalah penyakit yang lebih besar. Ada beberapa metode pengobatan yang biasa digunakan para dokter dan perawat untuk mengobati infeksi luka operasi, yaitu pemberian antibiotik dan operasi invasif. Dan yang terpenting, pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Oleh karena itu, perawatan luka operasi yang tepat, serta kewaspadaan pasien selama proses pemulihan sangatlah dibutuhkan. Menjaga kebersihan di area luka dengan prosedur dan antiseptik yang direkomendasikan untuk luka terbuka, menjadi salah satu langkah perawatan yang mesti diperhatikan. Pemeriksaan berkala dan konsultasi dengan dokter ahli juga sangat disarankan untuk mencegah risiko infeksi.




Referensi: Alodokter, Info Imunisasi, Medscape