KONTRASEPSI HORMONAL PICU KANKER PAYUDARA?

Goapotik
Publish Date • 12/30/2020
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
KONTRASEPSI HORMONAL PICU KANKER PAYUDARA?

Banyak orang menganggap menggunakan kontrasepsi hormonal itu memiliki banyak efek samping seperti berat badan meningkat dan katanya dapat memicu resiko kanker payudara, lho!

Ih, ngeri ga sih? Jadi, aman ga ya digunakan?


Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pasien rawat inap dan rawat jalan di seluruh rumah sakit dengan jumlah pasien sebanyak 21.014 orang. Di Indonesia saat ini, kanker payudara menjadi penyebab kematian tertinggi dengan angka kematian yang mencapai 21,5 per 100.000 penduduk (Utantoro, 2018). Merujuk data yang dipaparkan oleh Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2019, terdapat angka kanker payudara 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk (Abdi, 2019). Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pasien kanker payudara dari tahun 2018 ke 2019. Banyak hal yang diduga menjadi faktor risiko terjadinya kanker payudara, di antaranya yaitu usia yang semakin tua, obesitas, diet tinggi lemak, riwayat keluarga, hamil pertama di usia tua, dan hormon (Underwood, 2000). Hal ini menyebabkan kanker payudara adalah penyakit dengan penyebab multifaktoral. Angka kematian yang masih tinggi menjadikan usaha preventif mencegah faktor risiko dinilai lebih efisien. 

Hubungan kanker payudara dengan penggunaan kontrasepsi hormonal

Penelitian dari Setiowati et al (2016) yang berjudul “Hubungan antara pemakaian KB hormonal dengan kejadian kanker payudara di poli onkologi satu atap RSUD Dr. Soetomo, Februari-April 2015” menjelaskan bahwa memakai KB hormonal berisiko 2,990 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dengan yang tidak memakai KB hormonal. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang mengandung dua hormon yaitu estrogen dan progesterone. Kontrasepsi tersebut dapat berupa pil, suntik, implan dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang mengandung progestin. Pemicu kanker payudara dari kontrasepsi hormonal tersebut adalah hormone estrogen dan progesterone. Ada dua teori yang membahas tentang cara estrogen dan progesterone menyebabkan kanker payudara, yang pertama yaitu risiko mutasi sel saat pembelahan meningkat karena proliferasi sel oleh peningkatan estrogen dan progesterone juga meningkat dan teori kedua adalah estrogen dan progesterone merangsang pertumbuhan sel-sel punca kanker payudara (Affandi et al, 2011).

Penelitian yang dilakukan Barnard et al (2015) dengan judul Established Breast Cancer Risk Factor and Risk Factor of Intrinsic Tumor Subtypes menunjukkan subtipe kanker payudara sangat bervariasi dalam ekspresi gen dan fenotipenya, yang secara garis besar dikelompokkan menjadi 4, yaitu luminal A, luminal B, HER2-overexpressing, dan triple negative (or basal-like); dan penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan faktor risiko kanker payudara subtype triple negative (or basal-like). Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan antara pemakaian KB hormonal dengan terjadinya kanker payudara. 


Amankah penggunaan kontrasepsi hormonal?

Nancy Keating, pakar kesehatan masyarakat dari Harvard Medical School mengatakan bahwa perempuan tidak perlu khawatir menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena dikaitkan dengan kanker payudara, karena resikonya masih sangat kecil, yang perlu diperhatikan adalah perempuan seharusnya diarahkan pada cara memperbaiki gaya hidup, 90% kanker payudara itu terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat (Utomo, 2018). Gaya hidup yang tidak sehat yang dimaksud seperti konsumsi makan-makanan berlemak dan karsinogenik atau terkena paparan karsinogenik lainnya seperti radiasi. 


Paparan diatas tidak perlu membuat takut para perempuan, dikarenakan penggunaan kontrasepsi hormonal masih aman digunakan apabila manfaat yang diberikan lebih tinggi dari resikonya. Karena kadar hormone estrogen dan progestin yang tinggi tidak selamanya oleh kontrasepsi hormonal. Kondisi seperti mengalami menstruasi terlalu dini, mengalami menopause pada usia yang lebih tua, kehamilan pertama pada usia yang lebih tua dan tidak pernah melahirkan. Faktor-faktor tersebut juga tidak dapat digunakan sebagai parameter yang membuat panic atau ketakutan, yang terpenting saat ini harus menjaga kondisi tubuh dan gaya hidup yang sehat. Tetap sehat ya girls!


Referensi

Official Website

Tirto, Media Indonesia, Kompas

Journals:

- Journal titled, “Kontrasepsi. Dalam Buku Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo Edisi Ketiga” by Affandi  et al. Published by PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta, on 2011.

- Journal titled, “Established breast cancer risk factors and risk of intrinsic tumor subtype” by Barnard et al. Published by Biochimica et Biophysica Acta (1856: 73-85) on 2015.

- Journal titled, “Patologi Umum dan Sistematik” by Underwood, I.C.E.. Published by Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta, on 2000.