Apa Itu Penyakit Tiroid?

Goapotik
Publish Date • 04/30/2022
Share image facebook goapotikimage twitter goapotikimage whatsapp goapotik
Apa Itu Penyakit Tiroid?

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdiri dari dua lobus dan terdapat di dalam leher yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Letak kelenjar ini di sebelah kanan dan kiri trakea. Kelenjar ini dalam keadaan normal tidak teraba, dan apabila terjadi pembesaran, akan teraba benjolan pada bagian bawah atau samping jakun. 

Untuk dapat menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium sebagai suatu elemen yang terdapat dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid akan menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan di daur ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid. Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodine atau yodium yang diambil dari makanan melalui saluran pencernaan. 

Yodium adalah bahan dasar yang penting untuk sintesis hormon tiroid. Yodium yang berasal dari makanan akan diubah menjadi iodida dan diabsorbsi. Asupan yodium harian minimum yang dapat mempertahankan fungsi tiroid normal adalah 150 µg pada orang dewasa. Kelenjar tiroid mengkonsentrasikan yodium dengan transport aktif dari sirkulasi ke dalam koloid. Iodida dipompa ke dalam sel, lalu berdifusi ke dalam koloid. Di dalam kelenjar tiroid, iodida mengalami oksidasi menjadi yodium  dan dalam beberapa detik berikatan ke posisi 3 molekul tirosin yang melekat ke tiroglobulin. 

Enzim yang berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida adalah tiroid peroksidase dan hidrogen peroksida. Monoiodotyrosine (MIT) kemudian mengalami iodinasi di posisi 5 untuk membentuk diiodotirosin (DIT). Dua molekul DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentuk T4 dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari molekul yang membentuk cincin luar. Sel-sel tiroid mengambil koloid melalui proses endositosis. Dalam sel, lobulus koloid menyatu dengan lisosom. Tirosin beryodium mengalami deiodinasi oleh enzim mikrosom iodotironin deiodinase, akhirnya T3 dan T4 masuk ke dalam sirkulasi.

Fungsi Kelenjar Tiroid

Tahukah Sowbat, kelenjar tiroid ternyata berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Sayangnya tidak banyak yang memperhatikan kesehatan kelenjar ini, kecuali jika ada yang bermasalah dengan sistem tubuh lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut fungsi kelenjar tiroid yang perlu Sowbat ketahui:  

  1. Mempengaruhi metabolisme sel, proses produksi panas, oksidasi di sel-sel tubuh

  2. Mempengaruhi pertumbuhan perkembangan dan diferensiasi jaringan tubuh

  3. Berpengaruh dalam mengubah tiroksin.

Secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa kelenjar tiroid mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal, sehingga jaringan itu dapat berfungsi secara normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel dalam tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, serta penting untuk pertumbuhan dan pematangan normal.

Kelenjar tiroid memang tidak esensial bagi kehidupan, tetapi keberadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak dapat menimbulkan retardasi mental dan kekerdilan. Sebaliknya sekresi tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah, denyut nadi meningkat (takikardi), tremor dan kelebihan pembentukan panas.

Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid ada dua hormon asam iodo amino yaitu triiodotironin (T3) dan triiodotironin (Tiroksin=T4). Kedua hormon ini adalah asam amino yang mengandung yodium. Tiroksin (T4) berfungsi untuk memengaruhi metabolisme sel, proses produksi poros oksidasi di sel-sel tubuh kecuali otak dan sel limfe. 

Triiodotironin berfungsi untuk memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi jaringan tubuh. Sedangkan hormon lain yang juga dihasilkan oleh sel-sel di antara folikel tiroid adalah kalsitonin yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. 

Penyakit tiroid seringkali menimbulkan gejala yang tidak khas maupun ringan, sehingga penetapan diagnosis gangguan fungsinya memerlukan uji laboratoris. Uji yang penting dalam penetapan diagnosis gangguan tiroid antara lain meliputi kadar hormon tiroid total, bebas, protein pengikat hormonnya maupun auto antibodi terhadap tiroid.  

Thyroid Stimulating Hormone merupakan jenis hormon dalam bentuk glikoprotein yang disekresikan oleh hipofisis anterior. Kadar TSH serum menunjukkan keragaman yang terjadi pada siang hari dan memuncak beberapa saat setelah tengah malam serta mencapai kadar terendah pada sore hari. Kadar puncak dapat mencapai dua kali lipat daripada yang terendah.

Secara umum uji hormon tiroid diperiksa dengan metode imunologis secara bersaingan maupun berlapis. Dan setiap cara tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menginterferensi hasil. Penggunaan beberapa obat dapat meningkatkan maupun menurunkan uji fungsi tiroid. Beberapa faktor seperti: penyakit, umur, kehamilan, keberadaan antibodi heterofil, auto antibodi juga dapat mempengaruhi hasil uji tiroid. Penafsiran gabungan hasil uji hormon Thyroid Stimulating Hormone (TSH), tiroksin dan triiodotironin bebas (FT4 dan FT3) yang tidak lazim perlu dipertimbangkan persyaratan tambahan agar dapat ditetapkan diagnosis yang benar. 

Lebih dari 90% T3 dan T4 terikat pada protein (TBG, albumin dan transthyretin) disebut juga sebagai prealbumin pengikat tiroksin, kadar jumlah keseluruhan hormon tiroid dipengaruhi oleh perubahan kadar protein yang mengikat maupun daya tarik pengikatannya. Kadar jumlah keseluruhan hormon tiroid seringkali abnormal akibat perubahan di protein pengikat, bukan akibat gangguang fungsi tiroid. Beberapa faktor yang memengaruhi kadar globulin pengikat tiroksin.

Penetapan diagnosis gangguan fungsi terkait tiroid memerlukan uji laboratoris. Penetapan diagnosis tersebut memerlukan beberapa pengujian tiroid dan gabungan hasil ujinya yang tidak lazim memerlukan pertimbangan persyaratan penyerta untuk penetapan diagnosis gangguan tiroid yang tepat. Dalam menafsirkan hasil uji tiroid perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat menginterferensi hasil seperti: cara menguji, jenis penyakit yang mendasari, umur, kehamilan dan keberadaan antibodi heterofil maupun autoantibodi.

Keadaan hormon tiroid yang tidak seimbang, baik itu kekurangan (Hipotiroid) atau kelebihan (Hipertiroid) dapat menyebabkan berbagai perubahan secara fisiologis maupun mental, karena hormon tersebut memiliki peran masing-masing untuk menjalankan fungsi tubuh. 

Memahami apa itu penyakit tiroid dan bagaimana pengobatannya sejak dini secara tidak langsung dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat. Harapannya dapat lebih banyak masyarakat yang teredukasi untuk lebih waspada dan bisa segera mendapatkan pengobatan sebaik mungkin untuk penyakit tiroidnya. 

Sehat selalu ya, Sowbat!


Sumber:

  1. Kuliah Psikologi Faal. Diakses di: digibility.uinsby.ac.id

  2. Kurniawan, Liong Boy., Arif,Mansyur., Diagnosis Tiroid. ndonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 21, No. 3 Juli 2015: 304–308. Universitas Airlangga. Surabaya.